Al Qur’an Sebagai Pedoman Hidup Bagi Umat Manusia
Al Qur’an adalah ayat Firman ALLOH yang diturunkan atas Nabi Muhammad saw, yang tertulis dalam beberapa halaman, sehingga menjadi sebuah buku yang besar dan tebal dari masa ke masa sampai kepada kepada kita para hamba ALLOH (manusia) dengan berita yang tertunda tunda (kabar mutawatir), yang tidak akan ditolak kebenarannya.(K.H. Moenawar Kholil, 1985: 1). Al Qur’an diturunkan kepada Nabi Muhammad bin Abdullah yang dilahirkan di Mekah pada tahun 571 M, Rasul yang terakhir, penutup segala wahyu yang diturunkan Alloh ke muka bumi. Al Qur’an itu jika dibaca bernilai ibadah bagi pembaca dan pendengarnya. Ini berarti membaca Al Qur’an merupakan bentuk kegiatan ritual yang bernilai ibadah, kendatipun pembaca atau pendengarnya tidak mengetahui arti yang dibacanya. Al Qur’an diturunkan Alloh melalui perantaraan malaikat Jibril sebagai pembawa wahyu yang menyampaikannya secara berangsur angsur selama 22 tahun 2 bulan 22 hari kepada Nabi Muhammad saw.
Al Qur’an, sejak ia diturunkan oleh Alloh swt. telah dinyatakan dengan FirmanNya yang artinya “ dan jika ia (Al Qur’an) itu adalah dari sisi selain Alloh, niscaya mereka itu mendapat di dalamnya perselisihan yang amat banyak”. (Surat An Nisaa ayat 82). Maksud ayat ini dengan tegas menyatakan kepada orang orang yang tidak percaya atau ragu ragu terhadap Al Qur’an, bahwa ia itu diturunkan dari Hadhirat Alloh. Mengapa mereka itu tidak memperhatikan atau memikirkan akan Al Qur’an ? Karena jika Al Qur’an bukan dari Hadhirat Alloh, niscaya mereka akan mendapat di dalamnya banyak ayat ayat yang berselisih atau bertentangan. (K.H. Moenawar Kholil, 1985: 38)
Kehidupan manusia di muka bumi bertujuan untuk mencapai kebahagiaan. Setiap orang memiliki penilaian tentang kebahagiaan yang hendak dicapainya yang sesuai dengan pandangan dasarnya dalam melihat kehidupan.Al Qur’an memberikan petunjuk kea rah pencapaian kebahagiaan, yaitu kebahagiaan di dunia akhirat. Kebahagiaan yang hendak dicapai bukanlah kebahagiaan berdasarkan perkiraan pikiran manusia saja, melainkan kebahagian yang hakiki dan abadi. Al Qur’an memberikan petunjuk yang jelas , yaitu meletakkan seluruh aspek kehidupan dalam kerangka ibadah kepada Alloh. Apabila hidup telah diletakkan dalam penghambaan yang mutlak kepada Alloh, maka ridho Alooh akan turun dan kebahagiaan yang hakiki akan dapat dicapai. Al Qur’an berfungsi memberikan penjelasan kepada manusia terhadap segala sesuatu. Al Qur’an bukanlah kamus atau encyclopedi, tetapi Al Qur’an memberikan dasar dasar yang bersifat global dan mendasar, karena itu kita dituntut untuk mengembangkan kemampuan dalam menggali isi pesan yang terkandung di dalamnya yang artinya bahwa dalam Al Qur’an telah ada pokok-pokok agama, norma-norma agama, hokum-hukum agama dan pokok-pokok segala sesuatu yang dapat memnbawa manusia kea rah kebahagiaan di dunia dan akhirat.
“Dan Kami turunkan kepadamu Al Kitab (Al Qur’an) untuk menjelaskan segala sesuatu dan petunjuk serta rahmat dan kabar gembira bagi orang orang yang berserah diri” (QS. An-Nahl, 16:89)
Dalam ayat tersebut dijelaskan bahwa Al Qur’an berfungsi memberikanb petunjuk , rahmat dan menyampaikan kabar gembira kepada manusia yang berserah diri. Al Qur’an menjelaskan apa yang tidak dapat diketahui manusia, seperti hal hal yang gaib. Memberikan petunjuk adalah membimbing dan mengarahkan manusia kearah yang seharusnya dicapainya dalam kehidupannya sehingga tidak salah memilih jalan yang dipilihnya, yaitu mencapai keridhoan Alloh swt. Al Qur’an menyampaikan kabar gembira kepada manusia maksudnya adalah Al Qur’an memberikan harapan harapan masa depan bagi orang orang yang beriman, tunduk dan patuh kepada perintah Alloh, yaitu janji Alloh untuk memberikan kesenangan dan kenikmatan tiada tara. Sehingga seorang muslim dapat hidup optimis dan tidak putus asa dalam menghadapi berbagai masalah dan khusus untuk mahasisiwa agar optimis menjalani padatnya kegiatan yang ada di kampus. Ini juga merupakan kabar gembira bagi orang yang beriman, bahwa iman dan perbuatan baik mereka yang dilakukannnya akan dibalas dengan surga yang penuh nikmat.
Al Qur’an adalah sumber ajaran bagi umat islam. Umat islam diwajibkan untuk mempelajari isi kandungan dari ayat-ayat Al Qur’an agar tidak tersesat di dunia yang fhana ini. Banyak sekali ajaran ajaran yang terkandung di dalam Al Qur’an. Berikut adalah contoh pentingnya Al Qur’an bagi umat manusia dan kewajiban umat islam kepada Al Qur’an.
Al Qur’an penyeru pertama kali ke jalan yang lurus
“Dan inilah jalan tuhanmu yang lurus, sesungguhnya kami (Alloh) telah menerangkan ayat ayat bagi orang orang yang suka mengambil pelajaran” (QS. Al An’am ayat 126)
“Dan sesungguhnya inilah jalanku yang lurus. Maka ikutilah olehnu akan dia dan janganlah kamu mengikuti beberapa jalan, lalu bercerai berailah kamu dari jalanNya. Demikianlah dia (Alloh)berwasiat kepadamu dengan jalan itu, medah mudahan kamu takut kepadanya” (QS. Al An’am ayat 153)
Dengan ayat ini Nabi Muhammad saw. bersabda, yang artinya : ‘Alloh telah menjadikan perumpamaan pada jalan yang lurus di atas kanan kiri sekeliling jalan ada dua pagar, yang kedua duanya ada pintu-pintu terbuka, dan masing ada tabirnya yang dilabuhkan, dan diatas pintu jalan ada seorang penyeru yang berkata: “Hai manusia, hendaklah kamu masuk bersama sama ke jalan itu, dan janganlah kamu menyimpang”. Dan seorang penyeru lagi yang berseru dari atas jalan. Maka jika ada seorang manusia hendak membuka sesuatu dari pintu pintu tadu, lalu ia berkata : “Kasihanilah kamu, janganlah kamu membuka pintu itu, karena sesungguhnya jika kamu membukanya, niscaya kamu memasukinya !” (Riwayat Imam-imam Ahmad dan Al Hakim dan ImamAt Turmudzi juga meriwayatkan nya, tetapi lafalnya sedikit berlainan, masing masing dari s. Nawas bin Sam’an r.a.).
Hadist ini adalah sebagai keterangan dari kedua ayat tersebut, adalah mengenai “shirothol mustaqiem” (jalan yang lurus). Jadi yang lurus itu adalah Agama Islam. Kedua pagar yang ada di kanan-kiri jalan adalah batasan-batasan atau peraturan Alloh. Pintu-pintu yang terbuka itu adalah larangan Alloh yang berseru dari atas pintu itu adalah kitab Alloh (Al Qur’an) dan yang berseru dari atas pintu itu adalah peringatan Alloh yang senantiasa ada di dalam tiap-tiap hati orang islam. .(K.H. Moenawar Kholil, 1985:94)
Al Qur’an harus dijelaskan atau ditafsirkan
“Hendaklah kamu menjelaskan Al Qur’an,dan carilah arti tujuannya yang sulit”.(Riwayat Imam Ibnu Abi Syaibah, Abu Ya’la, Al Hakimdan Al Baihaqidari s. Abi Hurairah r.a.) dan pada riwayat lain “Pelajarilah olehmu akan Al Qur’an, dan carilah olehmu akan arti tujuannya yang sulit”. (Riwayat Imam Ad Dailami dari s. Abi Hurairah r.a. ). Dengan hadist ini kita dapat mengerti bahwa kita sebagai kaum Muslimin harus mempelajari Al Qur’an, menjelaskannya dan mencari arti tujuannya yang kita rasa sulit dan sukar, sekalipun tidak dapat tercapai semuannya. Karena memang Al Qur’an itu sebuah kitab yang penuh berisi ilmu, berisi hikmah, dan filsafat, penuh berisi riwayat, penuh bebrapa keajaiban dan sebagainya. .(K.H. Moenawar Kholil, 1985:121)
Tafsir menurut bahasa artinya penjelasan atau keterangan, yakni menerangkan atau mengungkapkan sesuatu yang tidak jelas. Tafsir Al Qur’an adalah penjelasan atau keterangan tentang firman Alloh yang memberikan penjelasan mengenai susunan kalimat yang terdapat dalam Al Qur’an. Tafsir Al Qur’an berbeda dengan Al Qur’an, maksutnya tafsir tidak bersifat mutlak atau pasti melainkan relatif dan terbatas oleh ruang dan waktu. Karena tafsir sangat dipengaruhi oleh latar belakang dan metode yang digunakan oleh penafsirnya. Pada masa Rasululloh masih hidup, beliau menjelaskan maksud Al Qur’an berdasarkan wahyu yang diterimanya, karena itu jika para sahabat bertanya tentang maksud suatu ayat maka beliau memberikan jawabannya, beliau tidak menafsirkan berdasarkan pikirannya sendiri, melainkan menurut wahyu Alloh. Kemudian dalam menafsirkan Al Qur’an para ahli telah menggunakan metode yang beragam, sehingga keberagaman metode ini menunjukan pula perkembangan tafsir Al Qur’an dari waktu ke waktu.
Banyak umat manusia yang belum mengetahui arti dari hidup ini. Sebagian manusia masih belum bisa menentukan ke jalan mana yang akan mereka tempuh dalam mengarungi dunia yang penuh godaan ini. Al Qur’an merupakan pedoman sekaligus penuntun jalan bagi umat manusia agar tidak tersesat di bumi yang fhana ini. Dalam Al Qur’an banyak terkandung nilai nilai yang dapat diterapkan oleh umat manusia khususnya bagi umat islam agar kita senantiasa dilindungi oleh Alloh swt.
Al Qur’an itu bukan kitab sembarangan, ia bukan seperti kitab lainnya, dan ia itu bukan karangan Nabi Muhammad saw. tetapi nyata dan sungguh ia adalah Firman Alloh swt. yang diturunkan untuk menjadi “pedoman hidup” umat manusia, terutama umat pemeluk islam. (K.H. Moenawar Kholil, 1985:89)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar